Peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw 1440H UNISKA MAB Banjarmasin

Sabtu(3/23), bertempat di Masjid H. GT. Abd. Muis UNISKA MAB Banjarmasin, UNISKA mengadakan acara dalam rangka peringatan Isra dan Mi’raj Rasulullah Muhammad Saw 1440H.

Dalam acara kali ini, bapak Rektor UNISKA MAB, bapak Abd Malik, SPt., M.Si., Ph.D , melakukan sambutan dengan pertama kali memanjatkan syukur kepada Allah SWT karena UNISKA MAB dapat melaksanakan acara Isra dan Mi’raj di tahun ini.

Sambutan Rektor UNISKA MAB

“Isra dan Mi’raj ini merupakan momentum yang sangat baik bagi kita, umat islam, karena pada saat inilah Rasulullah Saw menerima perintah yang salah satunya adalah untuk melaksanakan shalat. Shalat digambarkan Rasulullah sebagai tiang agama, sehingga jika kita tidak melakukan shalat agama kita akan ambruk karena tidak ada yang menjaganya. Shalat juga sebagai alat untuk menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar, sesuai dengan Qur’an Surah Al ‘Ankabut ayat 45. Dari ayat tersebut dapat diambil makna yang sanga penting, bahwa shalat merupakan benteng yang melindungi kita dari tindakan dan perbuatan yang menyimpang,” ujar beliau.

Beliau kemudian melanjutkan, “Dengan acara Isra dan Mi’raj kali ini, kami berharap kita dapat mengambil hikmah dan menerapkan apa yang telah disampaikan oleh penceramah, sehingga kita dapat melaksanakan shalat dengan baik, serta menjauhkan diri kita dari perbuatan keji dan munkar, dikehidupan kita sehari-hari, khusunya di wilayah Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin.”

bapak Nurdin Lc. Menyampaikan ceramah

Kemudian acara dilanjutkan oleh bapak Nurdin Lc. .Beliau menceritakan kejadian Isra dan Mi’raj dimana shalat yang sebelumnya diperintahkan sebanyak 50 waktu berkurang hingga menjadi 5 waktu.  Beliau menyampaikan jika shalat 5 waktu itu kebaikannya sama dengan 50 kali kebaikan, karena satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali kebaikan. Beliau juga menyampaikan tenang hikmah dari kejadian Isra dan Mi’raj, dimana kita sebagi umat muslim harus menerima dan melaksanakan perintah yang diberikan oleh Allah SWT seperti para nabi-nabi terdahulu, terutama masalah shalat.

Selanjutnya bapak Nurdin, berceramah sesuai tema acara kali ini, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang kuat serta ibadah kepada Allah SWT untuk mewujudkan kepribadian muslim yang sejati.

“Iman itu berbeda dengan yakin,” kata beliau. “Iman itu tanpa melihatpun tapi sudah beriman. Sedangkan saat sudah melihat, baru dinamakan yakin. Makanya jaman dulu Allah SWT menurunkan Mukjizat, seperti laut terbelah dan bulan yang terbelah, untuk meyakinkan kaum para nabi akan kekuasaan Allah SWT.”

“Kepribadian muslim itu orang yang mampu menjaga tangan dan lidahnya. Terutama di jaman sekarang, dimana kita menggunakan tangan kita dalam mengetik status sosial media. Jika kita bisa menyelamatkan orang lain dengan tangan dan lidah kita, kita termasuk orang yang Muslim, tetapi jika tidak bisa, itu berarti kita bukan termasuk orang yang muslim.”

“Itulah gunanya iman, dimana yang kita lakukan adalah hanya untuk Allah SWT, sehingga kita aman dari segala sesuatu selain Allah SWT. Dengan aman akan melahirkan tenang. Kebalikannya, jika orang tenang pasti karena tidak aman, dan tidak aman karena orang tersebut tidak beriman. Dan kembali lagi, untuk menjadi orang yang beriman kita harus ‘Menerima’ dan kemudian ‘Melaksanakan‘ perintah Allah SWT.”

“Untuk menjadi seorang yang beriman, pintunya adalah belajar. Menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah WAJIB, dan itu harus dilaksanakan dari awal kita lahir hingga akhir hayat. Ibaratnya kita ini belajar itu layaknya berlayar. Berlayar itu harus ada nahkodanya, harus ada gurunya. Jika tidak ada gurunya, ya Setan gurunya.”

Di akhir acara beliau menyimpulkan, bahwa acara ini merupakan peringatan salah satu kejadian luar biasa yang tidak pernah dialami oleh nabi-nabi sebelumnya, dan hanya dialami oleh Rasullullah Muhammad Saw. Dan kejadian itu hanya sekali, dimana Rasulullah diberi Allah SWT kesempatan untuk bertemu Allah SWT dalam keadaan Rasulullah dalam zat hidup, bukan dalam keadaan mati. Apa yang diterima dalam kejadian itu adalah shalat. Karena kita menerima perintah untuk melaksanakan shalat maka haruslah kita terus meminta pertolongan kepada Allah SWT untuk dapat selalu melaksanakannya.

{{CODEberita}}